Mendung menyelimuti bumi hari ini, titik demi setitik air turun dari sang angkasa menuju pertiwi tercinta, semua pohon menari senang karena pada akhirnya hujan turun juga, setelah kemarau panjang menyelimuti bumi lebih dari satu semester , namun berbeda dengan pepohanan yang menari gembira di terpa angin dan rintikan hujan, dadaku selalu sesak jika melihat hujan turun, merasakan dinginnya udara , mencium bau tanah yang basah, itu mengingatkanku akan kejadian 2 tahun lalu, dimana sebelumnya aku sangat menyukai hujan, kejadian yang membuat hidupku berubah, hingga kini, bahkan sampai kapanpun mungkin aku takan pernah bisa kembali seperti dahulu lagi. Dia pergi di iringi dengan derasnya hujan dan kencangnya angin, My Guardian Angel,.

Mentari bersinar redup pagi itu , aku bergegas memakai sepatuku dan berlari keluar rumah, dengan senyum kusapa setiap orang yang lewat di depan rumahku, alangkah indahnya dunia kurasa pagi ini, benar – benar sangat indah, bau basah tanah masih tercium sangat kuat , setelah hujan pertama setelah kemarau ,akhirnya hujan menguyur bumi. Dari kejauhan aku sudah melihatnya tersenyumkepadaku, mengayuh sepedanya dan tepat berhenti di depanku.
“ Sudah siap “ serunya
“ Tentu saja “ sahutku sambil bergegas berdiri di belakang sepeda,
“ ayo jalan “ sambungku dengan penuh semangat
Ku pegang erat – erat pundak’nya sambil menghirup sejuknya udara pagi dan menikmati angin yang sedari tadi lembut membelai rambutku yang terurai, Kami selalu kesekolah bersama setiap hari, aku dan Jio tak pernah berpisah , kami sudah berteman sejak TK, hingga sekarang aku duduk di bangku kelas 3 SMA , kami masih tetap menjadi pasangan yang tak terpisahkan , masih bersama – sama dimanapun kami berada, sampai – sampai setiap orang yang mengenal kami mengatakan bahwa aku dan Jio sudah berpacaran sejak kecil, namun sebenarnya kami hanyalah sahabat, sahabat yang tak bisa dan tak akan berpisah, karena itulah janji Jio kepadaku saat kecil, dia berkata bahwa dia akan menjadi Malaikat pelindungku selamanya , janji yang begitu merasuk ke dalam hatiku, meski itu hanyalah sebuah janji anak kecil yang berusia 10 tahun. Namun hingga saat ini aku masih yakin kalau Jio masih ingat akan janjinya kepadaku,karena sampai detik ini Jio masih bersamaku, masih ada di sampingku,temani aku saat suka dan duka, sebagai sahabatku dan sekaligus malaikat pelindungku.
“ Mel, kamu ngapain sih itu , dari tadi aku panggilin ga nyaut - nyaut, ayo turun Mel, kita sudah sampai sekolah, mau berapa lama lagi diam seperti ini, cepat turun” Seru Jio marah2 sambil manarik tasnya yang dari tadi aku pegang di belakang,
“ Aku tak merasa kalau kita sudah sampai, dan kapan kamu manggil – manggil aku “ gerutuku
“ Hello Melati, kita berdiri disini sudah 10 Menit, jangan – jangan kamu tidur sambil berdiri ya ?” ejeknya
“ enak saja kamu bilang aku tidur sambil berdiri , memangnya aku Zombie apa?” teriakku sambil mencubitnya sembari berlari meninggalkannya ke ruang kelas, Jio berusaha mengejarku ,dan aku berusaha berlari lebih cepat lagi, tapi sia – sia saja, aku tak mungkin bisa berlari lebih cepat dari Jio, Jio berhasil menangkapku , alhasil kami jadi cubit –cubitan sambil berlari – larik kecil, hingga tak terasa aku manabrak seseorang sampai terjatuh . Orang itu mengulurkan tanggannya kepadaku sambil meminta maaf, wajah yang tak pernah aku lihat sebelumnya, sangat asing , aku rasa dia bukan siswa dari sekolahku,
“Maaf,” ulangnya sambil masih memegang tanganku ,
“ Kamu tak apa – apakan?” sambunngnya lagi, namun aku masih terpesona akan keindahan wajah pria ini,
“ Iya Melati tak apa – apa, kamu ini siapa ya ?” Sela Jio sambil menarik tanganku yang masih di pegang oleh laki – laki itu.
“ Maaf, namaku , Hu - wan, Kim Hu-wan, aku siswa baru aku pindahan dari Korea” sahutnya
Darahku mendesir saat dia bilang dia pindahan dari Korea, secara aku ngefans banget sama sesuatu yang berbau Korea, dan tanpa disangka aku bertemu dengan orang Korea hari ini, wajah oriental dan kulit putihnya benar – benar Sempurna .
“ Aku Melati , anak kelas 12 ipa 1, dan ini sahabatku Jio anak kelas 12 ipa 1 juga, kamu kelas berapa ya ? tanyaku sedikit mempermanis ucapanku
“ O berarti kita satu kelas, tadi kepala sekolah mengatakan kalau aku akan masuk ke kelas IPA 1, senang berkenalah dengan kalian “ ucapnya sambil menundukan sedikit badannya .
“ Kenapa bisa sekolah kita menerima orang Korea, bukankah kurikulum di Korea dan di Indonesia itu jauh berbeda, kau yakin bisa mengikuti pelajaran disini? Apa kau tidak tahu, pemerintah kami itu sangat sering mengganti kurikulum, sehingga kami itu terkadang bingung, harus bagaimana cara belajar yang benar “ gerutu Jio
“ Jio apa – apan sih “ bisikku kepada Jio sambil menginjak kakinya
“ Aduh, kenapa kau injak kakiku “ bentaknya
“ Maafkan Jio, Hu –wan, Jio memang begitu , tapi dia orang yang baik “ sambungku
“ Tidak apa – apa, Aku senang hari pertamaku bertemu dengan kalian, tadinya aku juga merasa takut, takut kalau tak bisa mengikuti pendidikan disini, tapi karena aku punya teman – taman seperti kalian ,aku rasa akan sedikit lebih mudah nantinya .” sahuntya yang membuat sekali lagi darahku berdesir hebat , ‘laki – laki ini sangat sempurna ‘ pikirku dalam hati
“ Hu – wan , kenapa kau bisa berbicara bahasa Indonesia selancar itu “ Tanya Jio sambil mengernyitkan alisnya
“ Oh, ibuku adalah orang Indonesia, aku sudah di ajari bahasa Indonesia dari sejak kecil, sehingga aku pasih menggunakan bahasa Indonesia, karena aku juga tahu, suatu saat pasti aku akan tinggal di Indonesia, dan hari ini adalah tiba saatnya “ sahutnya sambil tersenyum.
Senyum yang begitu manis, yang sangat sempurna, senyum yang bisa aku lihat hanya pada dirinya saja.

Hari
berlalu demi hari , kini aku tak hanya memiliki Jio tapi disampingku selalu ada Hu – wan, yang selalu siap menceritakan tentang Korea kala aku bertanya , sampai akhirnya aku merasakan sesuatu yang berbeda kepadanya. Aku rasa kalau aku sedang jatuh cinta
pada Hu-wan.
Senja begitu indah hari ini , rintik demi rintik hujan turun, aku dan Jio sangat menyukai suasana seperti ini, suasana yang begitu tenang , nyaman dan indah, kami selalu menikmati suasana ini di kebun belakang Gereja yang luas dan berumput yang sangat lebat, aku berbaring di atas rerumputan itu. Rasanya sangat nyaman berbaring disana
“ Jio, pernahkah kau merasa begitu nyaman dan bahagia bila di dekat seseorang, rasanya ingin tersenyum terus menerus “ tanyaku
“ Tentu saja, rasanya sangat nyaman, sangat menyenangkan, ingin rasanya waktu berhenti sampai disitu saja “sahutnya sambil memejamkan matanya
“ Rasanya aku ingin terus bersama dengannya, berada disampingnya, apakah ini yang namanya cinta ?” tanyaku
“ Cinta ? kurasa itu memang cinta Mel,” Jawabnya sambil bangun dari tidurnya dan menatapku
“ Kau Jatuh cinta ? “ tanyanya lagi
“ Kurasa iya, jika perasaan ini yang disebut cinta , berarti aku jatuh cinta Ji “ ucapku sambil tersenyum
“ Kurasa aku juga jatuh cinta , tapi kau jatuh cinta kepada siapa? “ tanyannya lagi
“ Kau jatuh cinta juga ?” godaku , “ katakan siapa dia “ gerutuku sambil membersihkan rambutku yang berisi rumput – rumput kecil,
“ Katakan dulu kau mencintai siapa?” ucap Jio sambil membantuku membersihkan rumput – rumput itu dari rambutku .
“ Ku rasa aku mencintai Hu – wan” sahutku
Seketika Jio langsung berdiri dari duduknya , menatapku begitu tajam, dia mengepalkan tangannya , namun berangsur – angsur dia kembali bisa menguasai dirinya, dan kembali duduk disampingku yang dari tadi menatapnya bingung , aku tak pernah melihat eksperesi Jio yang seperti itu .
“ Jio kau tak apa? Kau sakit ? “ tanyaku dengan halus
“ Aku tak apa – apa “ sahutnya
“ Kau yakin , kenapa kau begitu ?” tanyaku lagi
“ Aku tak apa Mel, sepertinya ada jangkrik masuk ke dalam bajuku, makanya aku langsung terperanjat, kau kan tahu sendiri kalau aku takut dengan binatang itu .” jawabnya
Namun jawaban itu tidak memuaskan bagiku, aku tak pernah melihat Jio seperti itu , apa dia tidak suka kepad Hu-wan, tapi apa alasanya tidak suka, Hu-wan sangat baik, bukankah selama ini kami bertiga baik – baik saja,dan Jio sering keluar bersama deng Hu- wan,tidak ada alasan kan baginya untuk tidak menyukai Hu-wan.
“ Em, tadi kau mengatakan kalau kau juga jatuh cinta, kau jatuh cinta pada siapa? Selaku sambil mengembalikan suasana yang agak sedikit kaku menurutku

“ Aku, ? tentu saja aku selalu jatuh cinta pada udara segar, bau tanah dan nyamanya tidur di padang rumput seperti ini “ sahutnya sambil tertawa dan berbaring lagi ke rerumputan.
Seperti biasa hari ini hujan turus tak begitu deras, aku berdiri sambil memengang payung di depan gerbang rumahku sambil menunggu Jio, namun sudah setengah jam berlalu Jio tak juga Nampak , dan tidak biasanya dia seperti ini , “ apa dia sakit pikirku” aku ingin sekali kerumahnya namun aku ingat hari ini ada ulangan matematika di jam pertama, dan aku tak boleh bolos saat ulangan itu, jadi aku memutuskan untuk berangkat kesekolah sendiri sambil berjalan kaki, Mobil jass Merah tiba – tiba saja menghampiriku, seseorang di dalamnya membuka jendela dan ternyata itu adalah Hu-wan
“ Melati, ayo sini ikut denganku saja “ ajaknya
Aku hanya mengangguk dan bergegas masuk kedalam mobilnya , aku selalu merasa nyaman dan bahagia jika berada di samping Hu-wan,
“ Kemana Jio, dia tidak sekolah “ tanyanya
“ Aku tak tahu , hari ini dia tak menjemputku , kurasa dia sakit , karena kemarin dia terlihat begitu aneh” jawabku
“ bagaimana kalau nanti kita bersama menengoknya “ ajak Hu-wan sambil memegang tanganku
Jantungku terasa berdetak begitu cepat saat dia memegang tanganku, mulutku tak bisa bicara sepatah katapun , alhasil aku hanya mengangguk, sampai di sekolah dia masih memegang tanganku , menggengamnya dengan erat sampai kami berada di kelas,
“ Bolehkan hari ini aku duduk di bangku Jio “ tanyanya
Aku hanya mengangguk seperti orang bodoh,
“ Mel, saat pertama aku melihatmu, saat kau menabrakku, apa kau merasa mencuri sesuatu dariku Mel?” tanyanya yang membuatku terkejut
“ Mencuri? Aku tak pernah mencuri apapun darimu Hu-wan, kau menuduhku mencuri barangmu ? “pekikku
“ Iya, saat itu aku kecurian Mel, milikku yang paling berharga telah hilang, dan aku tahu kau lah pencurinya “
“ Kau menuduhku ?” jawabku sambil bergegas berdiri dan hampir saja menamparnya namun dengan cepat dia merangkulku,
“Kau mencuri hatiku Mel, mencurinya saat pertama kali kita bertemu, kau mengambilnya saat menabrakku, aku mencintaimu, maukah kau menjadi Pacarku ?” tanyanya
Aku benar – benar malu, karena seluruh mata tertuju kepada kami , semuanya terdiam lalu bersorak
“ terima ,ayo terima, terima “ seru mereka
Namun aku melihat Jio di depan pintu kelas, dia hanya diam, wajahnya pucat, di sandarkannya bahunya pada pintu, dan dia menatapku begitu tajam.
“ Jio” ucapku
Lalu semua mata beralih kepada Jio, dia mengernyitkan alisnya dan pergi meninggalkan kelas
“ Kau menerima cintaku? “ Tanya Hu-wan lagi
“Tunggu sebentar Hu-wan,” jawabku sambil berlari keluar,
Aku memang menginginkan Hu-wan namun tiba – tiba saja hatiku ingin mencari Jio, aku ingin memastikan bahwa dia baik – baik saja, . Hujan turun semakin deras, dan bel sekolahpun sudah berbunyi namun aku tak dapat menemukan Jio di seluruh penjuru sekolah, akhirnya aku menuju parkir,dan sepeda Jio tak ada disana, aku berlari kedepan gerbang sekolah
“Non Melati, kenapa hujan – hujanan begitu? Tanya tukang kebun sekolahku
“ Pak mamang, bapak lihat Jio tidak?” tanyaku
“ O tadi aden Jio keluar, tadi pak mamang sempat Tanya sama den Jio, dia bilang dia mau pulang sebentar lalu akan kembali ke sekolah lagi, katanya ada buku kimia yang tertinggal, begitu non”
‘Kimia?’ hari ini tak ada pelajaran kimia untuk apa ambil buku kimia’ , pikirku. Tanpa peduli apapun aku keluar dari gerbang sekolah, Aku benar – benar takut sekarang, Jio tak pernah bigini terhadapku, dia pasti tak suka dengan hubunganku dengan Hu-wan,
Aku berlari dan terus berlari mencarinya di tengah guyuran hujan, aku tahu dia pasti berada di halaman belakang Gereja, Hujan turun begitu lebat ,dan tiba – tiba saja ‘” grubuuuuaak” semuanya hitam , aku tak bisa melihat apapun, namun aku bisa merasakan ada seseorang memelukku dan mendorongku ke pinggir , aku benar – benar tak tahu apa yang terjadi.
Aku dan Jio berbaring di rerumputan yang sangat lebat , Jio tersenyum padaku sambil menggengam tanganku,
“ Jio , kita ada dimana?” tanyaku
“ Kau ada di rumah baruku Mel” jawabnya
“ Rumah barumu, kenapa kau pindah rumah tak memberitahuku, jadi kau tadi terlambat dan tak menjemputku karena kau sedang pindah rumah?”
Jio hanya tersenyum
“ Mel, sekarang belajarlah untuk kesekolah sendiri ya, kau bisa bawa sepedaku kalau kau mau,”
“ Kenapa? Kau membeli sepeda baru juga ? dan tak mau memboncengku lagi ?”
“ Aku tak butuh sepeda untuk kemana – mana sekarang Mel”
“ Kenapa? Kenapa kau seperti mau pergi dariku, apa kau tak mau lagi menjagaku? Bukankah kau sudah berjanji akan menjadi pelindungku selamanya ” ucapku sambil terisak
“ Aku akan selalu menjagamu Mel, sampai kapanpun aku akan menjadi malaikat pelindungmu” ucapnya
Tiba – tiba saja angin berhembus sangat kencang , aku tak dapat melihat apapun, semuanya gelap, namun terasa lebih hangat dari sebelumnya .
Ku buka mataku pelan – pelan, semuanya terasa berat,
“Mel, kamu sudah sadar nak” ucap mamaku sambil mengelus rambutku
“ Mama, “ sahutku, sambil memandang semua orang yang berada di ruangan ini, Papa, mama, Hu-wan, Pak Mamang, semuanya ada
“ Jio, dimana Jio?” teriakku sambil menangis
“ Mama dimana Jio”.
Semuanya terdiam tak ada yang menjawab pertanyaanku, aku teringat akan mimpi yang kualami, Jio bilang tak butuh sepeda lagi untuk pergi kemana – mana, dan itu artinya , Jio tak butuh semua yang ada di dunia ini, karena sepeda itu adalah dunianya .
“ Jio baik – baik saja kan “ teriakku, sambil menagis, ku tarik jarum infus yang bertengger di tanganku, aku benar – benar seperti orang gila sekarang
“ Katakan dia baik – baik saja,kalau kalian tak mengatakannya aku yang akan cari tahu sendiri” teriakku lagi
“ tenang nak , tenang sayang , Jio, Jio “
“ Jio sudah meninggal, dialah yang menyelamatkanmu , dia membiarkan dirinya yang tertabrak mobil untuk menyelamatkanmu” sahut Hu-wan.
Tubuhku terasa lemas, aku tak bisa bernafas, aku tak mampu lagi berdiri, Jio, sahabatku yang kusayang , mempertaruhkan nyawanya untukku, karena aku dia meninggal, karena aku . Karena aku.
“Mel, ini surat Jio untukmu, sebelum meninggal dia memberikan kertas ini kepada Pak Mamang yang menjadi saksi kecelakaan itu”.
Ku baca kata demi katanya yang membuat air mataku tak berhenti mengalir
Aku tak tahu harus bagaimana lagi, semuanya terasa pengap, aku tak bisa bernafas, perlahan aku berdiri mamandangi hujan yang turun titik demi titik.
“ Mel, kau sudah siap untuk ke Gereja?”
“ Tentu saja, karena hari ini tanggal 15 september 2011, Jio pasti sudah menungguku disana Hu-wan.”
Gereja dan halaman belakang gereja kini menjadi tempatku untuk selalu bertemu dengan Jio, Sahabatku tercinta dan sekaligus My Guardian Angel.
THE END