Bintang pagi yang masih bersinar terang , sma dengan mimpi - mimpi yang ku ukir dalam hatiku, sma terangnya dengan bintang pagi yang masih bersinar, meki kawanannya sudah banyak yang meninggalkannya. dan mimpi itu pasti akan terwujud dan menemani hidupku dengan indah. Aku suka mencium bau tanah yang basah oleh embun , aku suka melihat bunga yang merekah berwarna - warni menghiasi halam rumahku, dan aku juga suka melihat tetesan - tetesan embun yang menempel di dedaunan, kata ibuku embun itu indah, menyejukkan , oleh sebab itu dia memberiku nama Nadia shanti yang artinya embun kedamaian, agar nantinya aku menjadi penyejuk bagi orang - orang dan memberi kehidupan kepada daun - daun , bening bagai air dan sejuk bagai udara.
inilah aku yang terlahir dari keterbatasan - keterbatasan di sekitarku. Aku ingin hidup seperti anak - anak yang lain , aku ingin bermain dan berlari seperti mereka, tapi apa daya aku tak bisa. dari kecil hidupku sungguh sederhana, ayahku hanya seorang tukang bersih - bersih di sekolah dan ibuku setiap pagi harus pergi ke pasar untuk berjualan. aku memiliki seorang adik laki - laki dan seorang adik perempuan yang sangat aku sayangi.
hari ini masih sama dengan hari biasanya , kami berempat berkumpul di sebuah ruangan kecil , di ruangan itu hanya ada sebuah kasur, sebuah tv, meja kecil dan sebuah radio usang kesayangan ayahku , aku bahagia dan merasa sangat bahagia karena walaupun kami tak mampu membeli apa - apa tapi kami masih bisa berkumpul bersama . setiap jam 3 pagi aku ikut bangun dengan ibuku untuk berjualan di pasar ,kami sangat berhati - hati karena kami tak ingin membangunkan ayah dan adik - adikku, aku dan ibuku bergegas pergi kepasar membawa sayuran , sebelum jam 7 pagi sayuran kami pasti sudah habis, lalu aku bergegas cepat - cepat pulang dan mengganti pakaianku dengan pakaian sekolah , aku masih tercatat menjadi salah satu siswa smp di kotaku .
" kenapa ayah masih tidur disana ? apa ayah tak bekerja ? tanyaku "
" Kakak , ayah dari tadi pagi mengigil , tadi ayah sempat bangun dan mengatakan kalau perutnya itu sakit " sahut adikku
" Benarkah itu ?" tanyaku tak percaya, karena selama ini ayahku sangat jarang sakit , dia selalu semangat menghadapi hidup ini , selalu memberi semangat dan harapan kepada kami
bersambung
inilah aku yang terlahir dari keterbatasan - keterbatasan di sekitarku. Aku ingin hidup seperti anak - anak yang lain , aku ingin bermain dan berlari seperti mereka, tapi apa daya aku tak bisa. dari kecil hidupku sungguh sederhana, ayahku hanya seorang tukang bersih - bersih di sekolah dan ibuku setiap pagi harus pergi ke pasar untuk berjualan. aku memiliki seorang adik laki - laki dan seorang adik perempuan yang sangat aku sayangi.
hari ini masih sama dengan hari biasanya , kami berempat berkumpul di sebuah ruangan kecil , di ruangan itu hanya ada sebuah kasur, sebuah tv, meja kecil dan sebuah radio usang kesayangan ayahku , aku bahagia dan merasa sangat bahagia karena walaupun kami tak mampu membeli apa - apa tapi kami masih bisa berkumpul bersama . setiap jam 3 pagi aku ikut bangun dengan ibuku untuk berjualan di pasar ,kami sangat berhati - hati karena kami tak ingin membangunkan ayah dan adik - adikku, aku dan ibuku bergegas pergi kepasar membawa sayuran , sebelum jam 7 pagi sayuran kami pasti sudah habis, lalu aku bergegas cepat - cepat pulang dan mengganti pakaianku dengan pakaian sekolah , aku masih tercatat menjadi salah satu siswa smp di kotaku .
" kenapa ayah masih tidur disana ? apa ayah tak bekerja ? tanyaku "
" Kakak , ayah dari tadi pagi mengigil , tadi ayah sempat bangun dan mengatakan kalau perutnya itu sakit " sahut adikku
" Benarkah itu ?" tanyaku tak percaya, karena selama ini ayahku sangat jarang sakit , dia selalu semangat menghadapi hidup ini , selalu memberi semangat dan harapan kepada kami
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar